Seorang Hamba Tuhan tentu sudah memiliki level kesadaran yang tinggi, yaitu mampu mempertimbangkan mana yang berdosa dan mana yang dikehendaki Tuhan. Namun realitas yang ada, sungguh mengejutkan ketika seorang gay bernama Gene Robinson ditahbiskan menjadi Uskup oleh sebuah Gereja Episkopal dari Gereja Anglikan di New Hamspire Amerika Serikat pada 2 November 2003. yang lebih aneh lagi, kebaktiannya dihadiri oleh pasangan gay-nya Mark Andrew, mantan isterinya, dua anaknya, orang tuanya, dan sekitar 50 Uskup Amerika. Malah sudah banyak Gereja di Amerika dan Eropa yang mentahbiskan pendeta gay dan lesbian. Denominasi gereja kaum homoseks pun sudah berdiri, dan di Indonesia sudah ada Gereja cabangnya. Sungguh etika dan moralitas Pendeta dan Umat Kristen kini semakin memudar.
Bukan di Amerika Serikat ada teolog Kristen yang berusaha mengembangkan ?Teologi Gay? untuk mengubah pandangan Alkitab dan umat terhadap kaum gay, agar mereka juga berkiprah di Gereja. Troy Perry mengatakan, ?YAHWEH mengasihi setiap orang, termasuk yang homoseks. YAHWEH menciptakan manusia menurut gambarn-Nya; Tuhan menciptakan orang yang homoseks. Oleh karena itu homoseksualitas merupakan ?suatu pemberian YAHWEH. Dan YAHWEH menerima saya (kaum gay) dan homoseksualitasnya sebagai sesuatu yang baik.? Ini suatu pandangan teologi yang diputar-balikkan semaunya untuk kepentingan kelompoknya, mereka sudah tidak lagi mengenal kebenaran dan kehendak YAHWEH.
Ragam Homoseks
Ada beberapa macam perilaku kaum homoseksual, yang menurut Garry Collins terdapat 3 ragam, sebagai berikut: (1) Overt Homosexual, yaitu mereka yang terkait dengan aktifitas atau hubungan homoseksual secara periodic; (2) Latent Homosexual, yaitu mereka yang punya ketertarikan seksual terhadap sesama jenis tapi tidak atau belum melakukan hubungan seksual, bahkan ada yang menyangkal kecenderungan tersebut. (3) Circumstantial Homosexual, yaitu mereka yang secara temporer memilih kegiatan homoseksual, sebab pasangan hidupnya tidak lagi punya kemampuan seksual yang memadai baginya.
Ketertarikan seksual lelaki terhadap lelaki cederung disebut homoseks, sedangkan wanita terhadap wanita istilah populernya lesbian. Bagi pria homoseks yang memiliki sikap atau perangai feminine (banci) dinamakan waria atau wadaam. Kata sodomi adalah pemaksaan hubungan seks sejenis pada lelaki. Ada pula istilah yang dianggapnya lebih terhormat yaitu kaum gay, pria yang memiliki penampilan dan sikap serta perangai wajar yang secara kasat mata sulit diketahui orang lain, tapi punya ketertarikan dan hubungan seksual dengan sejenis. Mereka ini jumlahnya paling besar dan umumnya dari kalangan atas seperti: orang kaya, intelektual, atau pejabat, bahkan rohaniawan juga. Kaum gay ini cenderung pada ragam Overt Homosexual.
Pilihan yang Disadari.
Semula perilaku gay dianggap sebagai ?kelainan jiwa?, ada pula yang menyebutnya ?mental disorder?. Kemudian gay dan lesbian dipandang bukanlah bakat lahiriah, tapi disebabkan pengaruh dari luar, seperti dari keluarga yang kacau, pengalaman pahit waktu kecil, dibesarkan ditengan banyak saudara perempuan, dsb. Lalu perhimpunan Psikiater Indonesia (1983) menyatakan gay bukan suatu penyakit juga ada yang menegaskan gen sebagai sumber gay, atau gangguan hormonal. Akhirnya diakui, bahwa penyebab homoseks adalah sangat kompleks.
Penyebab factor biologis dan psikologis yang dominan ini mungkin lebih berperan terjadinya lelaki yang bersikap kewanitian (waria), atau wanita yang bersikap kelaki-lakian (lesbian). Adanya penyebab yang diungkapkan secara berlebihan akan menjadikan mereka merasa menjadi korban dari penyebabnya, seolah memang sudah takdirnya. Mereka akhirnya berlindung dibalik penyebab, dan merasa tidak perlu berubah, atau tidak ada kemauan untuk keluar dari lingkungan gay atau lesbian.
Kaum gay adalah manusia yang berpribadi, tentu memiliki struktur dan penilaian moral. Sikap homoseksnya, meskipun mungkin ada sentuhan dari penyebab psikologis dan biologis, naamun samapi tahap melakukan tindakan hubungan seks sejenis adalah merupakan suatu ?pilihan? yang disadari. Bukan dari ?sononya? atau maunya ?tubuh? mesti demikian yang dilakukan, karena manusia bukan ?wayang?. Daari kajian etika, tindakan adalah kegiatan yang disadari, disengaja, dan demi suatu tujuan. Memahami lebih dulu alternatif yang ada (homoseks atau tidak), dan bebas memutuskan tanpa paksaan. Mengambil keputusan berbuat homoseks, berarti sesuatu yang telah disadari buruk berdosa, disengaja bukan dipaksa, dan demi tujuan kenikmatan yang ingin diraihnya.
Mereka awalnya dipengaruhi dari factor pergaulannya, dibujuk temannya ditambah rasa kesepian hidup, lalu coba-coba dan merasakan kenikmatan tersendiri. Pada tahap ini iblis juga ikut bermain, karena iblis tahu manusia yang melakukaan homoseks adalah kekejian bagi Tuhan. Kemudian ketagihan datang, perbuatan dosa pun diulang dan diulang, akhirnya terbelenggu yang begitu sulit untuk melepaskannya. Mereka telah dicengkeram oleh dosa dan iblis. Meskipun sering suara hatinya mengingatkan bahwa perbuatannya itu berdosa.
Lepas Dari Homoseks
1. Keputusaan untuk Berubah
Bagi kaum gay yang mau melepaskan diri dari dunia homoseks, harus mau berubah melalui kesadaran diri dan keputusan yang tepat. Diantaranya siap meninggalkan teman kalangan gay. Tanpa tekad kuat dan kesungguhan hanya akan sia-sia. Seseorang tidak akan pernah berubah kalau ia sendiri tidak mau merubahnya! Demikian pula kaum lesbian yang ingin keluar dari cinta ?seks sejenis?.
2. Berpegang dalam kasih Yesus kaum gay yang sudah tercengkeram ketat oleh dosa dan iblis, maka untuk melepaskan dirinya hanya ada satu jalan, yaitu melalui kuasa Yesus. Karena itu, bertobatlah dan terima Tuhan Yesus sebagai penyelamat pribadinya. Sebab hanya Yesus Kristus yang sanggup dan berkuasa membebaskan dari kutukan dosa homoseks dan belenggu iblis, serta memberikan damai sejahtera hidup.
3. Berjuang dalam peperangan stelah bertobat dan ikut Yesus, bukan berarti semuanya akan berjalan tanpa tantangan dan godaan dalaam hidup selanjutnya. Iblis tidak tinggal diam, akan datang menggoda untuk diajak kembali menjadi kaum homoseks karena itu lawanlah iblis dengan bersenjatakan kuasa Yesus. Juga terjadi pertempuran antara keinginan roh melawan keinginan daging. Keinginan roh mesti diperjuangkan untuk menang, jika tidak dilawan atau dibiarkan maka keinginan daging (pencabulan, kecemaran dan hawa nafsu) yang akan dilakukan sehingga perilaku homoseks akan terjadi kembali ( Galatia 5:17, 19).
Kaum gay adalah manusia yang berpribadi, tentu memiliki struktur dan penilaian moral. Sikap homoseksnya, meskipun ada sentuhan dari psikologis dan biologis namun sampai melakukan tindakan hubungan seks sejenis adalah merupakan suatu ?Pilihanan yang disadari?.
Bukan di Amerika Serikat ada teolog Kristen yang berusaha mengembangkan ?Teologi Gay? untuk mengubah pandangan Alkitab dan umat terhadap kaum gay, agar mereka juga berkiprah di Gereja. Troy Perry mengatakan, ?YAHWEH mengasihi setiap orang, termasuk yang homoseks. YAHWEH menciptakan manusia menurut gambarn-Nya; Tuhan menciptakan orang yang homoseks. Oleh karena itu homoseksualitas merupakan ?suatu pemberian YAHWEH. Dan YAHWEH menerima saya (kaum gay) dan homoseksualitasnya sebagai sesuatu yang baik.? Ini suatu pandangan teologi yang diputar-balikkan semaunya untuk kepentingan kelompoknya, mereka sudah tidak lagi mengenal kebenaran dan kehendak YAHWEH.
Ragam Homoseks
Ada beberapa macam perilaku kaum homoseksual, yang menurut Garry Collins terdapat 3 ragam, sebagai berikut: (1) Overt Homosexual, yaitu mereka yang terkait dengan aktifitas atau hubungan homoseksual secara periodic; (2) Latent Homosexual, yaitu mereka yang punya ketertarikan seksual terhadap sesama jenis tapi tidak atau belum melakukan hubungan seksual, bahkan ada yang menyangkal kecenderungan tersebut. (3) Circumstantial Homosexual, yaitu mereka yang secara temporer memilih kegiatan homoseksual, sebab pasangan hidupnya tidak lagi punya kemampuan seksual yang memadai baginya.
Ketertarikan seksual lelaki terhadap lelaki cederung disebut homoseks, sedangkan wanita terhadap wanita istilah populernya lesbian. Bagi pria homoseks yang memiliki sikap atau perangai feminine (banci) dinamakan waria atau wadaam. Kata sodomi adalah pemaksaan hubungan seks sejenis pada lelaki. Ada pula istilah yang dianggapnya lebih terhormat yaitu kaum gay, pria yang memiliki penampilan dan sikap serta perangai wajar yang secara kasat mata sulit diketahui orang lain, tapi punya ketertarikan dan hubungan seksual dengan sejenis. Mereka ini jumlahnya paling besar dan umumnya dari kalangan atas seperti: orang kaya, intelektual, atau pejabat, bahkan rohaniawan juga. Kaum gay ini cenderung pada ragam Overt Homosexual.
Pilihan yang Disadari.
Semula perilaku gay dianggap sebagai ?kelainan jiwa?, ada pula yang menyebutnya ?mental disorder?. Kemudian gay dan lesbian dipandang bukanlah bakat lahiriah, tapi disebabkan pengaruh dari luar, seperti dari keluarga yang kacau, pengalaman pahit waktu kecil, dibesarkan ditengan banyak saudara perempuan, dsb. Lalu perhimpunan Psikiater Indonesia (1983) menyatakan gay bukan suatu penyakit juga ada yang menegaskan gen sebagai sumber gay, atau gangguan hormonal. Akhirnya diakui, bahwa penyebab homoseks adalah sangat kompleks.
Penyebab factor biologis dan psikologis yang dominan ini mungkin lebih berperan terjadinya lelaki yang bersikap kewanitian (waria), atau wanita yang bersikap kelaki-lakian (lesbian). Adanya penyebab yang diungkapkan secara berlebihan akan menjadikan mereka merasa menjadi korban dari penyebabnya, seolah memang sudah takdirnya. Mereka akhirnya berlindung dibalik penyebab, dan merasa tidak perlu berubah, atau tidak ada kemauan untuk keluar dari lingkungan gay atau lesbian.
Kaum gay adalah manusia yang berpribadi, tentu memiliki struktur dan penilaian moral. Sikap homoseksnya, meskipun mungkin ada sentuhan dari penyebab psikologis dan biologis, naamun samapi tahap melakukan tindakan hubungan seks sejenis adalah merupakan suatu ?pilihan? yang disadari. Bukan dari ?sononya? atau maunya ?tubuh? mesti demikian yang dilakukan, karena manusia bukan ?wayang?. Daari kajian etika, tindakan adalah kegiatan yang disadari, disengaja, dan demi suatu tujuan. Memahami lebih dulu alternatif yang ada (homoseks atau tidak), dan bebas memutuskan tanpa paksaan. Mengambil keputusan berbuat homoseks, berarti sesuatu yang telah disadari buruk berdosa, disengaja bukan dipaksa, dan demi tujuan kenikmatan yang ingin diraihnya.
Mereka awalnya dipengaruhi dari factor pergaulannya, dibujuk temannya ditambah rasa kesepian hidup, lalu coba-coba dan merasakan kenikmatan tersendiri. Pada tahap ini iblis juga ikut bermain, karena iblis tahu manusia yang melakukaan homoseks adalah kekejian bagi Tuhan. Kemudian ketagihan datang, perbuatan dosa pun diulang dan diulang, akhirnya terbelenggu yang begitu sulit untuk melepaskannya. Mereka telah dicengkeram oleh dosa dan iblis. Meskipun sering suara hatinya mengingatkan bahwa perbuatannya itu berdosa.
Lepas Dari Homoseks
1. Keputusaan untuk Berubah
Bagi kaum gay yang mau melepaskan diri dari dunia homoseks, harus mau berubah melalui kesadaran diri dan keputusan yang tepat. Diantaranya siap meninggalkan teman kalangan gay. Tanpa tekad kuat dan kesungguhan hanya akan sia-sia. Seseorang tidak akan pernah berubah kalau ia sendiri tidak mau merubahnya! Demikian pula kaum lesbian yang ingin keluar dari cinta ?seks sejenis?.
2. Berpegang dalam kasih Yesus kaum gay yang sudah tercengkeram ketat oleh dosa dan iblis, maka untuk melepaskan dirinya hanya ada satu jalan, yaitu melalui kuasa Yesus. Karena itu, bertobatlah dan terima Tuhan Yesus sebagai penyelamat pribadinya. Sebab hanya Yesus Kristus yang sanggup dan berkuasa membebaskan dari kutukan dosa homoseks dan belenggu iblis, serta memberikan damai sejahtera hidup.
3. Berjuang dalam peperangan stelah bertobat dan ikut Yesus, bukan berarti semuanya akan berjalan tanpa tantangan dan godaan dalaam hidup selanjutnya. Iblis tidak tinggal diam, akan datang menggoda untuk diajak kembali menjadi kaum homoseks karena itu lawanlah iblis dengan bersenjatakan kuasa Yesus. Juga terjadi pertempuran antara keinginan roh melawan keinginan daging. Keinginan roh mesti diperjuangkan untuk menang, jika tidak dilawan atau dibiarkan maka keinginan daging (pencabulan, kecemaran dan hawa nafsu) yang akan dilakukan sehingga perilaku homoseks akan terjadi kembali ( Galatia 5:17, 19).
Kaum gay adalah manusia yang berpribadi, tentu memiliki struktur dan penilaian moral. Sikap homoseksnya, meskipun ada sentuhan dari psikologis dan biologis namun sampai melakukan tindakan hubungan seks sejenis adalah merupakan suatu ?Pilihanan yang disadari?.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar